Kamis, 08 November 2012

Tips Menjaga Hubungan Pacaran

Saat anda single dan ingin mendapatkan wanita, akan terjadi konflik jika sang wanita tidak ingin dimiliki oleh anda.


Begitu juga saat anda berpacaran dan anda ingin pasangan anda bertingkah laku MANDIRI, dan akan terjadi KONFLIK jika ia kerap bertingkah laku MANJA.

Anda tentu tidak ingin konflik karena konflik akan menjalar menjadi kemarahan, prasangka, sakit hati, dan stress bukan?

Lalu mengapa saat anda mencoba menyelesaikan konflik dan mencoba mengerti keinginan wanita, bahkan hingga titik dimana anda SELALU MENGALAH atau melakukan apapun demi wanita, konflik tak kunjung selesai?

Mengapa wanita kerap berkata:
“Kamu tuh ga ngerti aku!” atau “Bilangnya ngerti, tapi malah ga ngerti sama sekali!” atau bahasa inggrisnya: “You just DON’T GET IT, do you?” ...yang tentu membuat anda bingung dan stress.

Kabar baiknya, anda tidak perlu menghabiskan 4 tahun kuliah psikologi hanya untuk mempelajari cara menjaga hubungan pacaran anda. Anda hanya perlu mengerti *MAKNA* dari 2 cerita singkat dibawah ini dan saya JAMIN akan merubah efektifitas anda dalam menangani konflik percintaan.

Mari kita mulai,

Dalam mitologi India, dikenal Ganesha dan Kartikeya. Dua Dewa yang saling bersaudara ini memutuskan untuk berlomba mengelilingi DUNIA.

Kartikeya melompat kepunggung burung merak miliknya, lalu terbang mengelilingi daratan demi daratan, gunung demi gunung, dan lautan demi lautan, untuk mengelilingi DUNIA.

Sedangkan Ganesha hanya berjalan beberapa langkah mengelilingi tahta orang tuanya, lalu ia berkata: “Hey, aku menang!”

Kartikeya berkata: “Ganesha, kenapa kamu bisa menang hanya dengan mengelilingi tahta ayah saja? sedangkan saya mengelilingi SELURUH DUNIA?”

Ganesha berkata: “Kamu mengelilingi SELURUH DUNIA, saya mengelilingi DUNIA SAYA.”

Ya, *DUNIA SAYA*

Setiap orang memiiki dunia nya masing-masing, yang RELATIF kepada pemikiran dan pandangan nya masing-masing. Ada DUNIA-MU, dan ada DUNIA-KU.

DUNIA-MU dan DUNIA-KU BERBEDA karena kita memiliki PENGALAMAN dan PEMAHAMAN yang berbeda. DUNIA-KU, selalu lebih bagus dari DUNIA-MU, karena dunia-ku, penuh dengan AKU, dan INILAH DUNIA-KU! ..persetan dengan dunia-mu!

Inilah akar dari setiap konflik yang tak kunjung selesai. Saat “Alexander sang penakluk” melintasi sungai Indus untuk menjajah India, Ia bertemu dengan “Gymnosophist”, seorang petapa telanjang yang sedang bertapa.

Alexander berkata: “Kamu sedang apa disitu?”

Gymnosophist berkata “Saya sedang merasakan KEKOSONGAN BATIN! ... kalau kamu sedang apa?”
Alexander menjawab: “Saya sedang MENAKLUKAN DUNIA!” Lalu keduanya saling mentertawakan satu sama lain.

Gymnosophist berkata: “MENAKLUKAN DUNIA? Bodoh! buat apa? Kekuasaan, materi dan duniawi hanyalah ilusi kepuasan sementara yang tidak memberi MAKNA!”

Alexander berkata: “Merasakan KEKOSONGAN BATIN? Bodoh! Mengapa menyia-nyiakan hidup hanya untuk merasakan KEKOSONGAN BATIN?”

Pertanyaannya, siapakah yang benar? Alexander kerap mendengar cerita tentang Achilles, pejuang yang membentuk sejarah Yunani. Ia juga mendengar kisah kepahlawanan Jason, Tisius dan Homer Eliad. Ia pun kerap mendengar bahwa manusia hanya hidup SATU KALI, dimana saat seseorang mati, jiwa nya baru akan selamat jika ia menjadi PAHLAWAN. Itulah SEBAB nya Alexander ingin menguasai dunia.
Ia HARUS menguasai dunia,
Ia HARUS jadi hebat,
Ia HARUS memenangkan setiap peperangan,
Ia HARUS mendapatkan pujian, materi dan SEMUA yang ia inginkan... karena HIDUP hanya SATU KALI, dan hidup sungguh sangat berarti.

Namun bukan itu cerita yang didengar sang Gymnosophist. Ia mengenal pahlawan seperti Bharata, yang juga telah menguasai dunia, namun merasa bahwa menguasai dunia TIDAK BERARTI APA-APA untuk membuat dirinya BERMAKNA. Ia merasa KOSONG.

Gymnosophist pun mendengar bahwa TIDAK ADA YANG ABADI termasuk kematian. Dimana jika seseorang mati, ia akan masuk ke “surga sementara”, lalu kembali ber-renkarnasi sebagai makhluk lain yang turun ke bumi. 


Gymnosophist mendengar bahwa, hidup dan mati akan SELALU BERPUTAR hingga jiwanya menemukan MAKNA. Itulah sebabnya ia menghabiskan hidupnya untuk bertapa, dan melihat awan-awan, agar ia dapat menerima ilham akan MAKNA hidupnya. Ia dapat saja berkelana untuk MENGUASAI DUNIA, namun apalah arti kehidupan tanpa makna?


Konflik antara Alexander dan Gymnosophist tidak perlu terjadi jika keduanya saling mengerti cerita dan pemahaman dibalik dunia mereka masing-masing. 


Itulah Analoginya untuk menjaga Hubungan Pacaran Anda

Dan kesimpulan dari cerita di atas bisa anda lihat DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar